Istilah-istilah dalam Ekonomi Konvensional
https://alawialbantani.blogspot.com/2018/07/istilah-istilah-dalam-ekonomi.html
Istilah-istilah dalam Ekonomi Konvensional.
Agregate supply – adalah total nilai barang dan jasa yang dihasilkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu
2.
Agregate demand – adalah jumlah belanja yang direncanakan atau diinginkan
dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu perekonomian selama
periode tertentu
3.
Aktivitas investasi – adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
4.
Aktivitas operasi – adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
5.
Aktivitas pendanaan (financing) – adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
6.
Akun – adalah catatan individu mengenai kenaikan atau oenurunan
masing-masing pos dalam golongan aset, kewajiban dan ekuitas pemilik.
7.
Akuntansi – adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran
dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian
yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta
penginterpretasian hasil pencatatan tersebut.
8.
Amortisasi – adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu
aset tidak berwujud selama masa manfaatnya.
9.
Anggaran berimbang – adalah suatu anggaran yang disusun sedemikian rupa
sehingga total belanja sama dengan total penerimaan
10.
Anggaran struktural – adalah anggaran yang terjadi pada saat perekonomian
bekerja pada output potensial
11.
Apresiasi – adalah naiknya mata uang dalam negeri terhadap
valuta asing di pasar valuta asing
12.
Arbitrase – spekulasi tanpa
resiko
13.
Arus kas – adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas.
14.
Aset – adalah sumber
daya yang: (a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu;
dan (b) manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima
oleh entitas.
15.
Aset kontinjensi – adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya
satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam
kendali entitas.
16.
Aset korporat – adalah aset selain goodwill yang berkontribusi
terhadap arus kas masa depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah
maupun unit penghasil kas lain.
17.
Aset lainnya – adalah aktiva atau aset yang tidak bisa
digolongkan kedalam aset lancar atau aset tetap , tetapi masih termasuk dalam
golongan aset berwujud hanya saja sifatnya berbeda.
18.
Aset moneter – adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima
dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
19.
Aset tidak berwujud – adalah suatu aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasi tanpa wujud fisik.
20.
Aset Tetap – adalah golongan aset dengan perhitungan umur ekonomis
lebih dari satu tahun seperti tanah, mesin,bangunan, peralatan , dan kendaraan.
21.
Average Product (produk rata-rata) – adalah produk total atau output total dibagi oleh
kuantitas dari satu jenis input.
22.
Average Revenue – adalah penerimaan total dibagi oleh jumlah unit
total yang dijual yaitu penerimaa unit
23.
Balance of Trade (neraca perdagangan) – adalah bagian dari neraca pembayaran yang merinci
impor dan ekspor barang berwujud
24.
Bank – adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat.
25.
Bank Komersial – adalah sebuah lembaga perantara keuangan yang
fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
26.
Bank Sentral – adalah badan atau instansi pemerintah yang
bertanggung jawab terhadap pengendalian peredaran uang dan kondisi perkreditan
nasional.
27.
Barter – adalah cara perdagangan dimana barang ditukar dengan
barang.
28.
Biaya bunga (interest cost) – adalah kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti
yang timbul selama suatu periode karena periode tersebut semakin dekat dengan
penyelesaian.
29.
Biaya jasa kini (current service cost) – adalah kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti
atas jasa pekerja dalam periode berjalan.
30.
Biaya Marjinal – adalah tambahan dalam jumlah biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan satu tambahan unit output.
31.
Biaya Minimum – adalah biaya per unit terendah yang mungkin dicapai.
32.
Biaya Oportunitas – adalah nilai dari kesempatan penggunaan suatu barang
ekonomi berikutnya atau nilai dari alternatif yang digunakan.
33.
Biaya pelepasan – adalah tambahan biaya yang secara langsung terkait
dengan pelepasan aset atau unit penghasil kas, tidak termasuk biaya pendanaan
dan beban pajak penghasilan.
34.
Biaya perolehan – adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat
aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut
diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan
tertentu PSAK.
35.
Biaya Rata-rata – adalah perhitungan dari jumlah biaya dibagi dengan
kuantitas barang yang dihasilkan.
36.
Biaya Tetap Rata-rata – adalah perhitungan antara biaya tetap dibagi dengan
jumlah unit yang diproduksi.
37.
Budget Line – adalah garis di suatu grafik yang sumbu-sumbunya
menggambarkan kombinasi barang yang bisa dibeli oleh konsumen.
38.
Bursa Efek – adalah tempat diperjualbelikan efek-efek atau tempat
bertemunya pihak yang menawarkan dan pihak yang memrlukan dana jangka panjang.
39.
Cadangan Bank – adalah bagian atas simpanan masyarakat di bank yang
harus disimpan di bank sentral tanpa menerima bunga.
40.
Catatan atas laporan keuangan – adalah catatan atas laporan keuangan berisi
informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan,
laporan pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan),
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
41.
Cateris Paribus – adalah kondisi artificial yang diangkat oleh para ahli
ekonomi untuk secara terpisah mengamati hubungan antar dua variabel ekonomi.
42.
Clearing Market – adalah suatu pasar dimana harga-harga cukup fleksibel
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan dalam waktu singkat.
43.
Debit – adalah pertambahan
dalam aktiva atau pengurangan dalam pasiva.
44.
Deflasi – adalah penurunan tingkat harga secara umum.
45.
Deposito Berjangka – adalah dana yang disimpan di bank dan hanya dapat
ditarik kembali setelah suatu jangka waktu tertentu.
46.
Depresi – adalah periode berkepanjangan dimana tingkat
pengangguran sangat tinggi , tingkat output dan investasi yang rendah,
penurunan harga dan kegagalan usaha secara luas.
47.
Depresiasi Mata Uang – adalah keadaan nilai mata uang yang menurun
dibandingkan dengan nilai mata uang lainnya.
48.
Devaluasi – adalah penurunan nilai mata uang suatu negara
dibanding mata uang lainnya atau dibanding dengan emas.
49.
Entitas anak – adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan
perseroan terbatas seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh
entitas lain (dikenal sebagai entitas induk). (Entitas induk atau entitas
anaknya mungkin menjadi investor dalam suatu entitas asosiasi atau venturer
dalam pengendalian bersama entitas.
50.
Entitas asosiasi – adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi
seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifi kan dan bukan
merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. ).
51.
Entitas bersama – adalah suatu entitas, selain entitas yang dimiliki
investor, yang memberikan dividen, biaya lebih rendah, atau manfaat ekonomi
lain, secara langsung kepada pemilik, anggota, atau peserta. Misalnya,
perusahaan asuransi bersama, credit union, dan koperasi.
52.
Entitas induk – adalah suatu entitas yang mempunyai satu atau
lebih entitas anak.
53.
Entitas pemerintah yang mempunyai
hubungan istimewa –adalah entitas yang
dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh
pemerintah.
54.
Giro – adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.
55.
Goodwill – adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat
ekonomi masa depan yang timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi
bisnis yang tidak dapat diidentifi kasi secara individual dan diakui secara
terpisah.
56.
Harga Pokok Penjualan – adalah jumlah biaya yang terjadi untuk memperoleh
suatu pendapatan atau memproduksi barang yang akan dijual , termasuk biaya
angkut.
57.
Hutang dagang – adalah hutang yang timbul jjarena pembelian barang
dagang , jasa, atau aktiva lainnya yang dilakukan secara kredit atau angsuran
yang sudah harus dilakukan penyelesaiannya dalam satu masa perputaran usaha.
58.
Hutang Hipotik – adalah suatu jenis pinjaman jangka panjang dengan
jaminan benda-benda tidak bergerak.
59.
Hutang pajak – adalah hutang yang timbul berdasarkan ketentuan
perpajakan.
60.
Hutang obligasi – adalah surat hutang yang berisikan janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan dan disertai dengan
pembayaran bunga secara berkala dengan jumlah yang telah ditentukan.
61.
Kebijakan akuntansi – adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan
praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
62.
Kewajiban (Liability) – adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran
sumber daya entitas.
63.
Kewajiban diestimasi – adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum
pasti.
64.
Kewajiban kontinjensi – adalah: (a) kewajiban potensial yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya
berada dalam kendali entitas; atau (b) kewajiban kini yang timbul sebagai
akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (i) tidak terdapat
kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat
ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan
kewajibannya; atau (ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara
andal.
65.
Kewajiban lancar – adalah golongan yang harus segera dilunasi dalam waktu
kurang dari satu tahun.
66.
Kliring – adalah transaksi lalu lintas pembayaran yang dimaksudkan
untuk memudahkan penyelesaian hutang piutang antar bank yang timbul dari
transaksi giral.
67.
Kliring antar cabang – adalah sarana perhitungan warkat antar kantor cabang
suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota.
68.
Kliring Lokal – adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang berada
dalam suatu wilayah kliring (telah ditentukan).
69.
Kliring umum – adalah sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang
pelaksanaannya diatur oleh Bank Indonesia.
70.
Kredit – dalam teori
moneter, penggunaan dana orang lain sebagai imbalan dari janji akan membayar
dikemudian hari.
71.
Laba Ditahan – adalah tambahan modal yang berasal dari laba
bersih periode sebelumnya yang tidak dibagikan sebagai deviden kepada para
pemegang saham.
72.
Laba rugi – adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak
termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.
73.
Mark Up – adalah jumlah yang ditambahkan pada biaya untuk
menentukan harga.
74.
Mata uang asing – adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional
suatu entitas.
75.
Mata uang fungsional – adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana suatu entitas beroperasi.
76.
Mata uang pelaporan – adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan.
77.
Material – adalah kelalaian-pencantuman atau
kesalahan-penyajian item (omissions or misstatements of item) adalah material
jika hal tersebut, secara individual atau kolektif, mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada ukuran dan sifat kelalaian-pencantuman atau
kesalahan-pencatatan dengan mempertimbangkan keadaan yang melingkupinya.
78.
Metode ekuitas – adalah metode akuntansi dimana investasi pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk
perubahan pascaperolehan dalam bagian investor atas aset neto investee. Laba
atau rugi investor meliputi bagian investor atas laba atau rugi investee. ).
79.
Modal Awal – adalah golongan modal yang pertama kali disetor
oleh pemilik kedalam perusahaan.
80.
Modal sumbangan atau hadiah – adalah tambahan modal yang berasal dari pihak
ketiga atau pihak diluar perusahaan.
81.
Neraca – adalah laporan
keuangan yang menunjukan kekayaan perusahaan dan kewajiban terhadap kekayaan
pada saat tertentu.
82.
Neraca Pembayaran – adalah suatu ringkasan pembukuan yang
menunjukkanaliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam
negeri dan dari dalam negeri ke negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.
83.
Nilai pakai – adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas masa
mendatang yang diharapkan akan timbul dari penggunaan aset dan penghentian
penggunaannya pada akhir umur manfaatnya.
84.
Nilai residu aset tidak berwujud – adalah nilai estimasian yang dapat diperoleh
entitas saat ini dari pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya, setelah
dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai usia dan
kondisi yang diharapkan seperti saat akhir masa manfaatnya.
85.
Nominal Account – adalah akun-akun yang bersifat sementara yang hanya berlaku selama
periode tertentu, sehingga jumlahnya tidak bisa dibawa ke periode berikutnya.
86.
Opportunity Cost – adalah biaya penggunaan sumber daya untuk tujuan
tertentu yang diukur oleh manfaat yang diberikan dari tidak digunakannya
sumber-sumber tersebut dalam alternatif penggunaan yang paling baik.
87.
Pajak – adalah pungutan yang dikenakan oleh pemerintah atas keuntungan perusahaan
, pendapatan individu, dan nilai jual suatu barang.
88.
Pajak Langsung – adalah pajak yang secara langsung dipungut dari pembayar pajak.
89.
Pasar faktor produksi – adalah pasar tempat penjualan jasa berbagai faktor
produksi.
90.
Pemilik – adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan
sebagai ekuitas.
91.
Pendapatan – adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal. (Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk dirinya sendiri. Jumlah
yang ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan
merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan
kenaikan ekuitas. Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan.
Demikian juga dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi
meliputi jumlah yang ditagih atas nama prinsipal, yang tidak mengakibatkan
kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan
merupakan pendapatan, yang merupakan pendapatan adalah komisi yang diterima).
92.
Pendapatan penjualan – adalah total angka penjualan yang berhasil dilakukan
perusahaan baik secara tunai maupun kredit.
93.
Pendapatan jasa – adalah jumlah yang diperoleh dan dilaporkan sesuai
penghasilan yang diterima perusahaan setelah selesai memberikan jasanya kepada
pelanggan.
94.
Pendapatan lain-lain – adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan diluar usaha
pokoknya.
95.
Penghasilan diterima dimuka – adalah penerimaan dimuka atas kontrak jasa-jasa
perusahaan yang belum dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain yang telah
melakukan pembayaran tersebut.
96.
Penyajian kembali retrospektif – adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode
lalu tidak pernah terjadi.
97.
Penyesuaian reklasifikasi – adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba
rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain
pada periode berjalan atau periode sebelumnya.
98.
Periode interim – adalah suatu periode laporan keuangan yang lebih
pendek dari satu tahun buku penuh.
99.
Periode vesting (vesting period) – adalah periode dimana semua kondisi vesting yang
ditentukan dalam perjanjian pembayaran berbasis saham harus dipenuhi.
100.
Persediaan – adalah barang dagangan yang dimiliki dan disimpan untuk
dijual kepada customers.
101.
Premium obligasi – adalah selisih lebih antara hasil bersih penempatan
obligasi dengan nominalnya.
102.
Prinsip akuntansi – adalah dalil atau doktrin untuk mengawasi suatu sistem
atau aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya.
103.
Restrukturisasi – adalah program yang direncanakan dan dikendalikan
oleh manajemen dan secara material mengubah: (a) lingkup kegiatan usaha suatu
entitas; atau (b) cara mengelola usaha tersebut.
104.
Risiko kredit – adalah risiko dimana suatu pihak atas instrument
keuangan akan menyebabkan kerugian keuangan terhadap pihak lain diakibatkan
kegagalannya dalam melaksanakan suatu kewajiban.
105.
Risiko likuiditas – adalah risiko dimana suatu entitas menghadapi
kesulitan dalam memenuhi kewajiban terkait dengan kewajiban keuangannya
106.
Risiko pasar – adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas
masa depan suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga
pasar. Risiko pasar meliputi tiga jenis, yaitu: risiko mata uang asing, risiko
suku bunga dan risiko harga lainnya
107.
Risiko suku bunga – adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas
masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan
tingkat bunga pasar.
108.
Saving (tabungan) – adalah seluruh pendapat disposibel yang tidak
digunakan untuk konsumsi barang dan jasa.
109.
Selisih kurs – adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran
sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar
yang berbeda.
110.
Siklus Akuntansi – adalah langkah-langkah dalam pekerjaan akuntanis
mulai dari mencatat transaksi(journalizing), mengklasifikasitransaksi kedalam
akun-akun yang sesuai(posting), mengikhtisarkan masing-masing akun kedalam
susunan debet dan kredit(summarizing into trial balance), membuat
penyesuaian-penyesuaian(adjustment), hingga menyusun laporan keuangan
(financial statement).
111.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) – adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) dan produk standar lain
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK – IAI).
112.
Surplus Konsumsi – adalah selisih antara nilai total yang ditempatkan
konsumen pada semua unit komoditi tertentu yang dikonsumsi.
113.
Subsidi – adalah bantuan dalam bentuk barang atau uang
kepada produsen ataupun konsumen untuk mengurangi biaya produksi atau mengendalikan
harga.
114.
Total laba rugi komprehensif – adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang
dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
115.
Uang Jaminan – adalah uang yang diterima oleh penjual dari
pembeli sebagai jaminan pelaksanaan pembayaran harga barang yang dibeli dimasa
yang akan datang.
116.
Warkat Kliring – adalah alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas
pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring dan biasanya terdiri atas
cek, bilyet giro, dll.
117.
Wesel Bayar – adalah kewajiban yang dinyatakan dalam bentuk surat
kesanggupan membayar (promes) atau dalam bentuk surat perintah membayar (wesel)
yang telah diakseptasi oleh debitur.
118.
Wesel Pinjam – adalah hutang wesel yang terjadi akibat adanya
transaksi peminjaman uang dari nasabah kepada lembaga keuangan dimana pihak
peminjam menyatakan kesanggupan untuk membayar pinjaman tersebut pada lembaga
keuangan.