Teori Konsumsi menurut Ahli dalam Ekonomi Makro
https://alawialbantani.blogspot.com/2018/08/teori-konsumsi-menurut-ahli-dalam.html
Teori Konsumsi menurut Ahli dalam Ekonomi Makro
Jika dijabarkan kedalam penjelasan ekonomi makro, maka konsumsi dapat diartikan sebagai variabel makro ekonomi yang dilambangkan dengan huruf “C” yaitu singkatan dari consumption. Consumption disini dikategorikan ke dalam klasifikasi konsumen rumah tangga, yaitu pembelanjaan barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau melakukan pembelian berdasarkan pendapatan yang dimiliki atau diperoleh. Ketika kegiatan konsumsi itu tidak menghabiskan seluruh pendapatan yang dihasilkan, maka sisa uang yang dimiliki disebut sebagai tabungan. Tabungan ini dilambangkan dengan huruf “S” yaitu singkatan dari kata saving dalam Bahasa Inggris. Jika dilihat dalam perhitungan makro, maka perhitungan dari penjumlahan seluruh pengeluaran-pengeluaran belanja dan konsumsi masing-masing rumah tangga dalam cakupan satu negara disebut sebagai pengeluaran konsumsi masyarakat suatu negara.
Mengapa analisis makro ekonomi menghitung berdasarkan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga? Terdapat beberapa alasan mengapa menggunakan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga, yaitu alasan pertama adalah karena konsumsi rumah tangga telah memberikan pemasukan yang besar untuk pendapatan suatu negara. Alasan yang kedua adalah pertimbangan bahwa besarnya pengeluaran untuk konsumsi berbanding lurus dengan besarnya pendapatan yang diperoleh. Sehingga semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka semakin besar pula jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh suatu rumah tangga. Hal inilah yang mempengaruhi besaran fluktuasi kegiatan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu.
Pengertian Konsumsi dari John Maynard Keynes
Teori konsumsi Keynes mengedepankan tentang analisis perhitungan statistik, serta membuat hipotesa berdasarkan observasi kasual. Keynes menganggap perhitungan fluktuasi ekonomi negara dapat dihitung berdasarkan besarnya konsumsi dan pendapatan belanja rumah tangga. Pada pengeluaran rumah tangga, selalu terdapat pengeluaran untuk konsumsi walaupun tidak memiliki pendapatan. Hal ini disebut sebagai pengeluaran konsumsi otonomus atau autonomus consumption.
Keynes memiliki teori konsumsi absolut yang disebut sebagai Teori Konsumsi Keynes (absolut income hypothesis). Keynes berpendapat bahwa besarnya konsumsi rumah tangga, tergantung dari pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan antara besar nya konsumsi dan pendapatan disebut Keynes sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC). MPC ini digunakan untuk mengukur bahwa semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka tingkat konsumsi rumah tangga juga tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
Untuk menjelaskan teori Keynes tersebut, maka perlu dibuat rancangan perhitungan pendapatan dan konsumsi melalui Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut. Teori tersebut menyatakan bahwa jumlah pengeluaran konsumsi berkaitan erat dengan pendapatan negara yaitu dapat mempengaruhi fluktuasi perekonomian negara, dimana hal tersebut dapat diukur berdasarkan harga konstan.
Fungsi Konsumsi Keynes adalah C = Co =cYd. Dimana Co adalah konsumsi otonom (The Autonomus Consumption). Dan Yd adalah pendapatan yang bisa digunakan untuk konsumsi. Rumus Yd adalah Y - Tx + Tr. Dimana Tx adalah pajak, dan Tr adalah subsidi atau transfer. Dari rumus tersebut dapat diperoleh rata-rata konsumsi atau Average Propensity to Consume (APC) yaitu perbandingan jumlah konsumsi dibandingkan dengan pendapatan. Kemudian jika terjadi perubahan yaitu tambahan pendapatan sehingga menambah jumlah konsumsi, maka dapat dihitung dengan Marginal Propensity to Consume atau perubahan konsumsi yang terjadi karena pendapatan yang meningkat.
Pengertian Konsumsi dari Hipotesis Franco Modigliani
Teori Konsumsi Modigliani beranggapan bahwa besarnya konsumsi, tidak harus tergantung berdasarkan dari pendapatan. Karena pada dasarnya pendapatan itu sendiri sangat bervariasi, yaitu ketika seseorang dapat tetap mengatur pendapatannya dari tabungan ketika pendapatan sedang rendah, tinggi, maupun tidak ada pendapatan misal karena pensiun yang telah dibayarkan dimuka, dan lain sebagainya. Teori konsumsi Modigliani ini disebut sebagai Hipotesis Daur Hidup (Life Cycle Hypothesis). Teori ini menjelaskan bahwa besarnya konsumsi tidak hanya bergantung pada besarnya pendapatan, namun juga berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki, dimana kekayaan ini dapat dihasilkan melalui tabungan, investasi, penyisihan pendapatan, warisan, dan lain sebagainya.
Pengertian Konsumsi dalam James Dusenberry
Teori konsumsi Dusenberry mengemukakan bahwa jumlah konsumsi seseorang dan masyarakat tergantung dari besarnya pendapatan tertinggi yang pernah dimiliki atau dicapai oleh seseorang atau masyarakat tersebut. Teori Dusenberry tersebut berdasarkan pada dua asumsi yaitu interdependen dan irreversibel.
Interdependen adalah besar konsumsi seseorang yang dipengaruhi oleh besarnya konsumsi orang lain. Yaitu misalnya seseorang dengan tingkat pengeluaran konsumsi yang sederhana, namun tinggal di lingkungan masyarakat dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Maka hal tersebut akan mempengaruhi pola hidup dan tingkat konsumsi seseorang yang pada awalnya hanya memiliki tingkat konsumsi yang rendah menjadi tingkat konsumsi yang tinggi.
Irreversibel adalah tingkat pengeluaran konsumsi yang menyesuaikan dengan jumlah pendapatan yang dimiliki. Yaitu misalnya ketika seseorang memiliki pendapatan yang tinggi, maka tingkat pengeluran konsumsinya pun menjadi tinggi atau besar. Namun ketika seseorang mengalami penurunan pendapatan, maka tingkat pengeluaran konsumsi nya pun menjadi rendah atau ikut menurun.
Teori Konsumsi dari Herman Heinrich Gossen
Menurut Gossen, terdapat dua asumsi yang mendasari seseorang untuk melakukan konsumsi, yaitu konsumsi vertikal dan konsumsi horizontal. Pada asumsi ini, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan. Asumsi konsumsi vertikal adalah ketika seseorang memprioritaskan pemenuhan suatu kebutuhan pada level tertinggi sehingga ketika hal itu tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan yang tinggi pula. Hal ini berakibat kurangnya perhatian pada kebutuhan yang lain sehingga kebutuhan yang lain akan dianggap tingkat kepuasannya rendah.
Asumsi konsumsi horizontal adalah ketika seseorang memperhatikan semua kebutuhannya secara sama penting dan merata dengan memperhatikan sekaligus banyak kebutuhan. Sehingga seseorang tersebut berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan berusaha memperoleh tingkat kepuasan yang sama rata dengan semua jenis pemenuhan kebutuhan tersebut.
Kedua asumsi tersebut dapat melahirkan fungsi dan variable konsumsi dalam ekonomi. Hal ini dapat dijelaskan melalui contoh. Untuk konsumsi vertikal, misalnya ketika Anda makan satu ayam goreng, akan terasa enak. Namun ketika Anda memakan ayam goreng kedua, Anda akan kehilangan perasaan yang sama seperti ketika memakan ayam goreng yang pertama. Dan ketika Anda memakan ayam goreng ketiga, Anda sudah tidak merasakan sama sekali rasa enak memakan ayam, bahkan justru bosan dan tidak mendapat kesenangan apapun. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen I yang berbunyi “Jika pemenuhan satu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, tingkat kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya mencapai titik kepuasan tertentu”.
Contoh fungsi dan variable konsumsi horizontal adalah ketika Anda memiliki uang Rp 100.000 yang akan digunakan untuk berbelanja kebutuhan memasak, maka Anda akan mengalokasikan pembagian uang tersebut secara cukup dan merata untuk memenuhi bahan-bahan yang Anda perlukan untuk memasak suatu menu tertentu. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen II yang berbunyi “Pada dasarnya, manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhannya sampai pada tingkat intensitas / kepuasaan yang sama”.
Pengertian Konsumsi menurut Irving Fisher
Teori konsumsi menurut Fisher adalah pertimbangan yang dilakukan seseorang untuk melakukan konsumsi berdasarkan kondisi pada saat ini dan kondisi pada saat yang akan datang. Dimana kedua kondisi tersebut akan menentukan jumlah berapa banyak pendapatan yang akan ditabung, serta berapa banyak pendapatan yang akan dikeluarkan atau dihabiskan untuk keperluan konsumsi. Contohnya adalah jika pada saat ini seseorang melakukan konsumsi dengan skala yang cukup besar, maka pada masa mendatang tingkat konsumsi seseorang tersebut otomatis akan semakin kecil dan sedikit, dan begitu pula sebaliknya.
Pengertian Konsumsi menurut Milton Friedman
Teori konsumsi dari Friedman beranggapan bahwa jumlah konsumsi seseorang bergantung dari pendapatan permanen seseorang tersebut. Dan teori Friedman ini dapat dijelaskan dan dijabarkan ke dalam suatu rumus yaitu Y = Yp + Yt dan C = α . Yp
Yaitu dimana Y adalah pendapatan disposable, Yp adalah pendapatan permanen, Yt adalah pendapatan transistori, dan α adalah kosntanta.