TEORI KEPEMIMPINAN, MACAM-MACAM PEMIMPIN DAN GAYA KEPEMIMPINAN
https://alawialbantani.blogspot.com/2019/07/teori-kepemimpinan-macam-macam-pemimpin.html
A.
Disusun OLEH.
M. TOLIB ALAWI, S.SY., ME
DAN
ERLIS MARYANDHA, S.Pd.
Kepemimpinan
1.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi
suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Kepemimpinan merupakan bagian
terpenting dari setiap prilaku seorang menejer. Pemimpin adalah seorang pribadi
yang emiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kelebihan di suatu bidang
sehingga dia mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas tertentu demi suatu atau beberapa tujuan. (Stephen P. Robins, Dalam
Irfan Fahmi, 2012:15)
Beberapa ahli mengemukakan pengertian
kepemimpinan diantaranya:
a.
Irfan
Fahmi. Kepemimpinan merupakan suatu Ilmu yang mengkaji secara komperhensip
tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi, orang lain untuk
megerjakan tugas sesuai dengan printah yang direncanakan. (Irfan Fahmi,
2012:15)
b.
Kepemimpinan
adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasikan dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lain yang
tergabung dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. (Danim, 2004:55)
c.
Kartini
Kartono dalam Dani Pramadi dan Daeng Arifin. Pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus, sehingga dia mampu memengaruhi orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya
suatu atau beberapa. (Kartini Kartono dalam Dani Pramadi dan Daeng Arifin,
2010:42).
Dari ungapan para ahli di atas penulis
menyimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah sangat penting untuk menunjukan arah
sebuah organisasi, capaian sebuah organisasi sangat tergantung pimpinan, jika
pemimpinnya baik maka organisasi yang dia pimpin akan memiliki arah dan tujuan
yang baik serta mampu menjalankan roda organisasi dengan baik, dan jika
memiliki arah dan tujuan yang baik serta mampu menjalankan roda organisasi
dengan baik pula, maka memiliki capaian yang baik.
2. Pengertian
Gaya Kepemimpinan.
Moeljono dan Sudjamiko
mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai perwujudan dari kepemimpinan yang
memberikan human tauch pada hirarki. Kepemimpinan yang dimaksud adalah
kepemimpinan tranformasional, yaitu kepemimpinan yang menyadarkan diri pada
tiga (3) unsur berikut:
1.
Charisma. Pemimpin macam ini memiliki kemampuan pengambilan keputusan,
pengelolaan keuangan, berkomunikasi dan meyakinkan pihak, atau orang lain. Bisa
juga disebut kepemimpinan karismatik memiliki karakteristik ekspresif, percaya
diri, pantang menyerah, dan memiliki keyakinan akan kebenaran yang hakiki.
2.
Individualized
consideration. Unsur ini menekankan
pentingnya pemimpin memberikan perhatian yang besar dan personal kepada
pengikutnya. Dalam lingkungan organisasi, individualized consideration diwujudkan
dalam kualitas pengaruh antara pemimpin (selaku atasan) dan pengikut (selaku
bawahan). Dengan hubungan berkualitas, perhatian pemimpin berwujud dukungan
sumber daya yang melimpah guna keberhasilan kerja pengikut. Sumber daya
dimaksud tidak hanya yang tangible, seperti uang, atau dana dan
fasilitas kerja, juga intagible seperti bantuan pemimpin kepada pengikut
untuk selesaikan pekerjaannya, misalnya dalam bentuk monitoring dan coaching,
serta dukungan dan dorongan pemimpin untuk mengembangkan kompetensi dan
kapabilitas kerja pengikut (developmental orientation).
3.
Intellectual
stimulation. Berbeda dengan dua unsur
sebelumnya yang amat ketal nuansa emosional dan psikologisnya, unsur ini justru
memberi tekanan lebih pada sisi kognitif, karena pemimpin berupaya meningkatkan
pemahaman pengikut akan permasalahan pekerjaan yang dihadapi, khususnya yang
terkait dengan perubahan, dan mendorong pengikut akan permasalahan pekerjaan
yang dihadapi, khususnya yang tekait dengan perubahan, serta mendorong pengikut
menelurkan gagasan jalan keluar yang kreatif dan inovatif atas permasalahan
tersebut. (Djoko santoso Moeljono & Steve Sudjatmiko, 2007:159-161)
Menurut Robbins dan Coulter
gaya kepemimpinan ialah seorang pemimpin yang melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga sasaran-sasaran organisasi
dapat dicapai dengan gaya dan prilaku pemimpin tersebut. Pemimpin yang baik
bukanlah menyelesaikan tugas pribadinya, melainkan berupaya membantu orang lain
menyelesaikan tugas-tugasnya mereka dengan baik. Wujudnya dapat terkoordinasi
atas pekerjaan suatu kelompok dari departemen, atau perusahaan tertentu didalam
mengawasi pekerjaan karyawannya. (Robbins, S.P dan M. Coulter, 2010: 6)
Fadli mengatakan bahwa
pemimpin dibedakan atas gaya/tipe kepemimpinan sebagai berikut:
a.
Pemimpin Otoktratis adalah
pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadinya dengan
mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. Kepemimpinan ini
menganggap bawahan sebagai alat semata-mata dan tidak mau menerima kritik dan
saran pendapat, sehingga terlalu bergantung kepada kekuasaan formal, sehingga
dalam tindakan pergerakannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
b.
Pemimpin Militeris ialah
seorang pemimpin bertipe militerilistis yang memiliki sifat menggunakan
sistem perintah dalam menggerakan bawahannya, senang bergantung pada pangkat
dan jabatan dalam menggerakan bawahannya, dengan formalitas berlebih-lebihan,
menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, sukar menerima kritikan
dari bawahan, menggemari upacara-upacara untuk berbagai cara dan keadaan.
c.
Pemimpin Paternalistis adalah
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu
melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan dan inisiatif, jarang memberikan kesempatan bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, serta sering bersikap maha tahu.
d.
Pemimpin Kharismatis merupakan
pemimpin yang mempunya daya tarik amat besar dan sikap-sikap kesehariannya
selalu dianggap sebagai panutan oleh bawahannya.
e.
Pemimpin Laissez Faire merupakan
pemimpin organisasi permisif, dalam arti anggota organisasi boleh saja
bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hatinya nuraninya, asalkan
kepentingan bersama tetap dijaga dan tujuan organisasi tetap tecapai, dimana
organisasi berjalan lancar dengan sendirinya, karena para anggota organisasi
terdiri dari orang-orang dewasa yang sudah mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang harus dilaksanakan
masing-masing. Biasanya tipe ini tidak terlalu sering melakukan intervensi
dalam kehidupan organisasi, maka seorang pemimpin ini cenderung memilih peran
pasif dan membiarkan organisasi berjalan sendirinya tanpa banyak mencampuri
bagaimana organisasi berjalan. Tipe pemimpin ini sering dianggap sebagai
seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggungjawab wajar terhadap
organisasi yang dipimpinnya.
f.
Pemimpin Demokratis dicirikan
dari proses pengerakan bawahannya selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia adalah mahluk termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan, serta tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
para bawahannya. Senang menerima saran, pendapat bahkan ktritik dari
bawahannya. (Ahmad Fadli, 2011:159-161)
Gaya kepemimpinan adalah
cara pemimpin bertindak dan atau bagaimana ia memengaruhi anggotanya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan antara lain: (Ermon Edison,
dkk 2017:91-100).
Pemimpin adalah orang yang
menjalankan organisasi dan gaya kepemimpinan adalah cara seseorang memimpin
organisasi, keberhasilan seseorang dalam memimpin itu tergantung kepada gaya
dia memimpin, jika gaya memimpinnya diterima oleh bawahan dan sesuai dengan
tujuan organisasi yang dia pimpin maka kepemimpinannya akan berhasil. Sehingga
menurut penulis antara pemimpin dan gaya kepemimpinan adalah sebuah kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan karena memiliki hubungan yang sangat erat.
a. Kepemimpinan Karismatik.
Dalam teori kepemimpinan House, (1992) mengemukakan bahwa “
pemimpin karismatik bertindak dengan cara yang unik yang memiliki efek
karismatik tertentu pada pengikut mereka. Bagi Hose karakteristik kepemimpinan seorang pemimpin karakteristik
termasuk menjadi domain, memiliki keinginan yang kuat untuk mempengaruhi orang
lain, menjadi percaya diri, dan memiliki rasa yang kuat dari nilai-nilai moral
sendiri. Dikutip dari (Peter G. Northouse, 2010:173)
b. Kepemimpinan Transformasional.
Pemimpin Transformasional
menginspirasi pengikut mereka tidak hanya untuk mempercayai dirinya secara
pribadi, tetapi juga mempercayai potensi mereka sendiri untuk membayakngkan dan
menciptakan masadepan organisasi yang lebih baik. Pemimpin Transformasional
menciptakan perubahan besar, baik dalam diri pengikut maupun organisasi mereka.
Beberapa karakterristik dari gaya kepemimpinan Transformasional antara lain:
1.
Memiliki strategi yang jelas
2.
Merangsang anggota
3.
Menjaga kekompakan tim.
c. Kepemimpinan Transaksional.
Gaya transaksional memiliki
pendekatan yang unik, dimana anggota diikutsertakan dalam memutuskan tujuan
melalui sebuah transaksi yang jelas dan terukur.
d. Kepemimpinan Partisipasif.
Gaya kepemimpinan ini
memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan bawahan. Tapi ada
kelemahan-kelemahannya, diantaranya beberapa keputusan diambil dengan cara
konsensus / brainstorming seperti
meminta lebih dahulu pertimbangan-pertimbangan kepada bawahan sehingga
keputusan menjadi lambat.
e. Kepemimpinan Otokratis.
Gaya kepemimpinan ini
menggap dirinya sebagai sosok penting
yang selalu bercerita tentang masa depan yang gemilang, meskipun terkadang
tidak masuk akal sehingga kepemimpinan otokratis atau otoriterian dalam banyak
sisi menjadi persepsi “tukang cerita”
3
Pentingnya Kepemimpinan
Betapa pentingnya emimpin dan kepemimpinan
dalam suatu kelompok jika terjadi suatu konplik atau perselilsihan diantara
orang-orang dalam kelompok, maka orang-orang mencari cara pemecahan supaya
terjamin keteraturan dan dapat diatasi bersama, terbentuklah aturan-aturan atau
nor,ma-norma tertentu untuk ditaati. Perdebatan tentang penting tidaknya
kepemimpinan dalam organisasi mulai muncul pada abad 21, namun sebagaian besar
ilmuwan masih percaya bahwa kepemimpinan tetap dibutuhkan dalam sebuah
organisasi, sekalipun ditengah kehidupan yang sangat moderen ini. (Ambar Teguh
Sulistyani, 2011:81).
...Suatu Organisasi ketika dipimpin oleh
pemimpin tertentu cukup berhasil meningkatkan produktivitas dan kinerja
organisasi, namun ketika diganti dengan pemimpin lain tidak berhasil
meningkatkan kinerja organisasi, bahkan justru sebaliknya. Disitulah letak seni
dan kualitas kepemimpinan dapat dibuktikan. (Ambar Teguh Sulistyani, 2011:82).
4. Ciri-Ciri Pemimpin.
Untuk mewujudkan seseorang menjadi pemimpin
yang ideal dibutuhkan syarat-syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri-ciri
yang dimiliki seorang pemimpin itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh
(Irham Fahmi, 2011:18) sebagai berikut. Pemimpin harus memiliki ciri:
a. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan
zamannya. Artinya kompetensi yang dimilikinya sangat berguna untuk diterapkan
pada saat itu, dan kompetensi tersebut diakui oleh banyak pihak serta pakar
pada khususnya.
b. Memahami setiap permasalahan secara lebih
dalam dibandingkan dengan orang lain, serta mampu memberikan keputusan terhadap
permasalahan tersebut.
c. Mampu menerapkan konsep “The righ man and the right
place”secara tepat dan baik.
(DAFTAR PUSTAKA BELUM DIMASUKAN)
Arrikelnya bagus, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerimakasih..
Jangan lupa kunjungi juga
https://mrdonztime.blogspot.com/
Ciri Kuat Karakter Pemimpin Berpengaruh