TEORI KEPEMIMPINAN, MACAM-MACAM PEMIMPIN DAN GAYA KEPEMIMPINAN


A.               
                                                                      Disusun OLEH. 
                                                           M. TOLIB ALAWI, S.SY., ME 
                                                                            DAN 
                                                              ERLIS MARYANDHA, S.Pd. 
                     Kepemimpinan
1.      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Kepemimpinan merupakan bagian terpenting dari setiap prilaku seorang menejer. Pemimpin adalah seorang pribadi yang emiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kelebihan di suatu bidang sehingga dia mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi suatu atau beberapa tujuan. (Stephen P. Robins, Dalam Irfan Fahmi, 2012:15)
Beberapa ahli mengemukakan pengertian kepemimpinan diantaranya:
a.       Irfan Fahmi. Kepemimpinan merupakan suatu Ilmu yang mengkaji secara komperhensip tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi, orang lain untuk megerjakan tugas sesuai dengan printah yang direncanakan. (Irfan Fahmi, 2012:15)
b.      Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasikan dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Danim, 2004:55)
c.       Kartini Kartono dalam Dani Pramadi dan Daeng Arifin. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus, sehingga dia mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu atau beberapa. (Kartini Kartono dalam Dani Pramadi dan Daeng Arifin, 2010:42).
Dari ungapan para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah sangat penting untuk menunjukan arah sebuah organisasi, capaian sebuah organisasi sangat tergantung pimpinan, jika pemimpinnya baik maka organisasi yang dia pimpin akan memiliki arah dan tujuan yang baik serta mampu menjalankan roda organisasi dengan baik, dan jika memiliki arah dan tujuan yang baik serta mampu menjalankan roda organisasi dengan baik pula, maka memiliki capaian yang baik.
2.      Pengertian Gaya Kepemimpinan.
Moeljono dan Sudjamiko mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai perwujudan dari kepemimpinan yang memberikan human tauch pada hirarki. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan tranformasional, yaitu kepemimpinan yang menyadarkan diri pada tiga (3) unsur berikut:
1.      Charisma. Pemimpin macam ini memiliki kemampuan pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan, berkomunikasi dan meyakinkan pihak, atau orang lain. Bisa juga disebut kepemimpinan karismatik memiliki karakteristik ekspresif, percaya diri, pantang menyerah, dan memiliki keyakinan akan kebenaran yang hakiki.
2.      Individualized consideration. Unsur ini menekankan pentingnya pemimpin memberikan perhatian yang besar dan personal kepada pengikutnya. Dalam lingkungan organisasi, individualized consideration diwujudkan dalam kualitas pengaruh antara pemimpin (selaku atasan) dan pengikut (selaku bawahan). Dengan hubungan berkualitas, perhatian pemimpin berwujud dukungan sumber daya yang melimpah guna keberhasilan kerja pengikut. Sumber daya dimaksud tidak hanya yang tangible, seperti uang, atau dana dan fasilitas kerja, juga intagible seperti bantuan pemimpin kepada pengikut untuk selesaikan pekerjaannya, misalnya dalam bentuk monitoring dan coaching, serta dukungan dan dorongan pemimpin untuk mengembangkan kompetensi dan kapabilitas kerja pengikut (developmental orientation).
3.      Intellectual stimulation. Berbeda dengan dua unsur sebelumnya yang amat ketal nuansa emosional dan psikologisnya, unsur ini justru memberi tekanan lebih pada sisi kognitif, karena pemimpin berupaya meningkatkan pemahaman pengikut akan permasalahan pekerjaan yang dihadapi, khususnya yang terkait dengan perubahan, dan mendorong pengikut akan permasalahan pekerjaan yang dihadapi, khususnya yang tekait dengan perubahan, serta mendorong pengikut menelurkan gagasan jalan keluar yang kreatif dan inovatif atas permasalahan tersebut. (Djoko santoso Moeljono & Steve Sudjatmiko, 2007:159-161)
Menurut Robbins dan Coulter gaya kepemimpinan ialah seorang pemimpin yang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga sasaran-sasaran organisasi dapat dicapai dengan gaya dan prilaku pemimpin tersebut. Pemimpin yang baik bukanlah menyelesaikan tugas pribadinya, melainkan berupaya membantu orang lain menyelesaikan tugas-tugasnya mereka dengan baik. Wujudnya dapat terkoordinasi atas pekerjaan suatu kelompok dari departemen, atau perusahaan tertentu didalam mengawasi pekerjaan karyawannya. (Robbins, S.P dan M. Coulter, 2010: 6)
Fadli mengatakan bahwa pemimpin dibedakan atas gaya/tipe kepemimpinan sebagai berikut:
a.       Pemimpin Otoktratis adalah pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadinya dengan mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. Kepemimpinan ini menganggap bawahan sebagai alat semata-mata dan tidak mau menerima kritik dan saran pendapat, sehingga terlalu bergantung kepada kekuasaan formal, sehingga dalam tindakan pergerakannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
b.      Pemimpin Militeris ialah seorang pemimpin bertipe militerilistis yang memiliki sifat menggunakan sistem perintah dalam menggerakan bawahannya, senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakan bawahannya, dengan formalitas berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, sukar menerima kritikan dari bawahan, menggemari upacara-upacara untuk berbagai cara dan keadaan.
c.       Pemimpin Paternalistis adalah menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif, jarang memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, serta sering bersikap maha tahu.
d.      Pemimpin Kharismatis merupakan pemimpin yang mempunya daya tarik amat besar dan sikap-sikap kesehariannya selalu dianggap sebagai panutan oleh bawahannya.
e.       Pemimpin Laissez Faire merupakan pemimpin organisasi permisif, dalam arti anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hatinya nuraninya, asalkan kepentingan bersama tetap dijaga dan tujuan organisasi tetap tecapai, dimana organisasi berjalan lancar dengan sendirinya, karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang dewasa yang sudah mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang harus dilaksanakan masing-masing. Biasanya tipe ini tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasi, maka seorang pemimpin ini cenderung memilih peran pasif dan membiarkan organisasi berjalan sendirinya tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi berjalan. Tipe pemimpin ini sering dianggap sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggungjawab wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya.
f.       Pemimpin Demokratis dicirikan dari proses pengerakan bawahannya selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah mahluk termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan, serta tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya. Senang menerima saran, pendapat bahkan ktritik dari bawahannya. (Ahmad Fadli, 2011:159-161)
Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin bertindak dan atau bagaimana ia memengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan antara lain: (Ermon Edison, dkk 2017:91-100).
Pemimpin adalah orang yang menjalankan organisasi dan gaya kepemimpinan adalah cara seseorang memimpin organisasi, keberhasilan seseorang dalam memimpin itu tergantung kepada gaya dia memimpin, jika gaya memimpinnya diterima oleh bawahan dan sesuai dengan tujuan organisasi yang dia pimpin maka kepemimpinannya akan berhasil. Sehingga menurut penulis antara pemimpin dan gaya kepemimpinan adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena memiliki hubungan yang sangat erat.
     a.       Kepemimpinan Karismatik.
Dalam teori kepemimpinan House, (1992) mengemukakan bahwa “ pemimpin karismatik bertindak dengan cara yang unik yang memiliki efek karismatik tertentu pada pengikut mereka. Bagi Hose karakteristik kepemimpinan seorang pemimpin karakteristik termasuk menjadi domain, memiliki keinginan yang kuat untuk mempengaruhi orang lain, menjadi percaya diri, dan memiliki rasa yang kuat dari nilai-nilai moral sendiri. Dikutip dari (Peter G. Northouse, 2010:173)
     b.      Kepemimpinan Transformasional.
Pemimpin Transformasional menginspirasi pengikut mereka tidak hanya untuk mempercayai dirinya secara pribadi, tetapi juga mempercayai potensi mereka sendiri untuk membayakngkan dan menciptakan masadepan organisasi yang lebih baik. Pemimpin Transformasional menciptakan perubahan besar, baik dalam diri pengikut maupun organisasi mereka. Beberapa karakterristik dari gaya kepemimpinan Transformasional antara lain:
1.      Memiliki strategi yang jelas
2.      Merangsang anggota
3.      Menjaga kekompakan tim.
     c.       Kepemimpinan Transaksional.
Gaya transaksional memiliki pendekatan yang unik, dimana anggota diikutsertakan dalam memutuskan tujuan melalui sebuah transaksi yang jelas dan terukur.
      d.      Kepemimpinan Partisipasif.
Gaya kepemimpinan ini memiliki kedekatan yang sangat kuat dengan bawahan. Tapi ada kelemahan-kelemahannya, diantaranya beberapa keputusan diambil dengan cara konsensus / brainstorming seperti meminta lebih dahulu pertimbangan-pertimbangan kepada bawahan sehingga keputusan menjadi lambat.
      e.       Kepemimpinan Otokratis.
Gaya kepemimpinan ini menggap dirinya sebagai sosok  penting yang selalu bercerita tentang masa depan yang gemilang, meskipun terkadang tidak masuk akal sehingga kepemimpinan otokratis atau otoriterian dalam banyak sisi menjadi persepsi “tukang cerita”  
3        Pentingnya Kepemimpinan
Betapa pentingnya emimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok jika terjadi suatu konplik atau perselilsihan diantara orang-orang dalam kelompok, maka orang-orang mencari cara pemecahan supaya terjamin keteraturan dan dapat diatasi bersama, terbentuklah aturan-aturan atau nor,ma-norma tertentu untuk ditaati. Perdebatan tentang penting tidaknya kepemimpinan dalam organisasi mulai muncul pada abad 21, namun sebagaian besar ilmuwan masih percaya bahwa kepemimpinan tetap dibutuhkan dalam sebuah organisasi, sekalipun ditengah kehidupan yang sangat moderen ini. (Ambar Teguh Sulistyani, 2011:81).
...Suatu Organisasi ketika dipimpin oleh pemimpin tertentu cukup berhasil meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi, namun ketika diganti dengan pemimpin lain tidak berhasil meningkatkan kinerja organisasi, bahkan justru sebaliknya. Disitulah letak seni dan kualitas kepemimpinan dapat dibuktikan. (Ambar Teguh Sulistyani, 2011:82).
4.       Ciri-Ciri Pemimpin.
Untuk mewujudkan seseorang menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan syarat-syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri-ciri yang dimiliki seorang pemimpin itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh (Irham Fahmi, 2011:18) sebagai berikut. Pemimpin harus memiliki ciri:
a.       Memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang dimilikinya sangat berguna untuk diterapkan pada saat itu, dan kompetensi tersebut diakui oleh banyak pihak serta pakar pada khususnya.
b.      Memahami setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan dengan orang lain, serta mampu memberikan keputusan terhadap permasalahan tersebut.
c.       Mampu menerapkan konsep “The righ man and  the right place”secara tepat dan baik.

(DAFTAR PUSTAKA BELUM DIMASUKAN)

Related

MANAJEMEN 6902909265117352004

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item