TEORI KINERJA
https://alawialbantani.blogspot.com/2019/07/teori-kinerja.html
DISUSUN OLEH,
M. TOLIB ALAWI, S.SY.,ME
Dan
ERLIS MARYANDHA, S.Pd
Kinerja
1. Pengertian
Kinerja
Kinerja adalah suatu konstruk
multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak perbedaan dalam arti
tergantung pada siapa yang sedang mengevaluasi, bagaimana dievaluasi dan aspek
apa yang dievaluasi. Persahaan harus senantiasa berubah untuk mengembangkan
efektivitasnya. Perubahan ditujukan untuk menemukan atau mengembangkan cara
menggunakan sumber daya yang ada dan kapabilitas meningkatkan kemampuan
menciptakan nilai dan meningkatkan kinerja. (Jones dalam Lako, 2004)
Kinerja adalah kesediaan seseorang atau
kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan mnyempurnakannya sesuai
dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. (Rivai, 2005)
Menurut Mathis dan Jakson (2002),
kinerja adalah apa yang dilakukan pegawai, sehingga ada yang mempengaruhi
kombinasi pegawai organisasi antara lain:
a. Kuantitas
out put
b. Kualitas
out put
c. Jangka
waktu out put
d. Kehadiran
ditempat kerja
e. Sikap
koperatif
Jadi kinerja mempunyai pengertian yang
cukup luas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan taktik manajemen yaitu suatu
filsofi dan sikap mental yang timbul dan motivasi yang kuat dari lingkungan
kerja secara terus menerus. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa kinerja
adalah suatu sikap yang selalu mempunyai pandangan bahwa kualitas dan kuantitas
pekerjaan hari ini harus lebih baik pada hari kemarin, dan hari esok harus
lebih baik dari ini.
Menurut Wibowo (2007:2) “kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya”.
Menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2011:7) “kinerja merupakan hasil
pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi”.
Menurut Timpe (2003:32) faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah:
1. Lingkungan
kerja,
2. Motivasi
kerja,
3. Gaya
kepemimpinan,
4. Prilaku,
5. Sikap,
dan
6. Hubungan
dengan rekan kerja.
Selanjutnya Arikunto (1998:65)
mengemukakan faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah:
1. Sikap,
2. Minat,
3. Intelegensi,
4. Motivasi
kerja,
5. Kepribadian,
6. Suasana
kerja, dan
7. Lingkungan
kerja.
2.
Pengertian Kinerja Guru.
Kinerja
merupakan gambaran tingkat pencapaian suatu kegiatan / program dalam mewujudkan
sarana, tujuan, misi visi organisasi. Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya, maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Keith
Davis 1994:484) yang dikutip oleh (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:67)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
a.
Faktor
Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seseorang
pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap
mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha
mencapai prestasi kerja secara maksimal. Pegawai akan mampu mencapai kinerja
maksimal jika ia memiliki motivasi tinggi.
b.
Faktor
Kemampuan
Secara psikologis kemampuan (
Ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality
(Knowledge + Skill). Artimnya pegawai
yang memiliki IQ di atas rata-rata
(IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan tampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya.
3. Pengukuran
dan Evaluasi Kinerja
Pengukuran kinerja guru salah satu
faktor penting dalam meningkatkan daya saing organisasi, yang memiliki dampak
terhadap kualitas citra organisasi tersebut. Ukuran kinerja guru memiliki
keberagaman sesuai dengan dimensi yang dianggap relevan.
Menurut
peraturan menteri negara pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi birokrasi
nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan
jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan
keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan
serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses
pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan
tersebut. Sistem penilaian kinerja guru adlah sistem penilaian yang dirancang
untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui
pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukan dalam unjuk kerjanya.
4. Indikator
Kinerja Guru
Berkenaan
dengan kepentinagn penilaian terhadap kinerja guru, Georgia Departemen of education telah mengembangkan Teacher performence assessment instrument yang kemudian
dimodifikasi oleh depdiknas menjadi alat penilaian kemampuan guru (APGK), meliputi:
a.
Rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut juga RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
b.
Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif
c.
Penilaian
pembelajaran.
(Permendiknas No.
35 Tahun 2010)
Menurut (Akdon 2009:168) lima indikator kerja
yang umumnya digunakan yaitu:
a. Indikator kinerja input (memasukan) adalah
indikator segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat
menghasilkan keluaran yang ditentukan; misal dana, SDM, informasi, kebijakan
dan lain-lain.
b. Indikator kinerja output (keluaran)adalah
suatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa
fisik maupun nonfisik.
c. Indikator kinerja outceme (hasil) suatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan pada jangkan menengah
(efek langsung)
d. Indikator kinerja benefit (manfaat) adalah
suatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
e. Indikator kinerja impact (damfak) adalah
pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatve pada setiap tingkatan
indikator berdasarkan asumsi yang sudah ditetapkan.
6. Dimensi Kinerja Guru
(Sanusi,
1996:37) dalam Astori mengelompokan kompetensi guru menjadi tiga dimensi antara
lain:
a.
Rencana
Pengajaran (teaching plans and materials)
b.
Prosedur
mengajar (classroom procedurs) dan
c.
Hubungan
antar pribadi (interpersonal skill)
Untuk mencaai atau menilai kinerja, ada
dimensi yang menjadi tolak ukur, menurut John Miner (1988) dikutip dari
(Sudarmanto, 2009:11-12) yaitu:
a.
Kualitas,
yaitu: tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan
b.
Kuantitas,
yaitu: jumlah pekerjaan yang dihasilkan,
c.
Penggunaan
waktu dalam kerja, yaitu, tingkat ketidak hadiran, keterlambatan, waktu kerja
efektif atau jam kerja hilang.
Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.