Teori Disiplin Kerja.


DISUSUN OLEH,
M. TOLIB ALAWI, S.SY.,ME
Dan
ERLIS MARYANDHA, S.Pd
Disiplin Kerja.
            1. Pengertian Disiplin
Erat kaitannya dengan konsisten adalah sikap disiplin (latin: disciple, discipulus) yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasai yang sangat menekan (calm controlled bihavior: the ability to behave in a controlled and clm way even in a difficult situation).
Pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan serta penuh tanggung jawab memenuhu kewajibannya. Mata hati danfesinya terarah pada hasil yang akan diraih (achievements) sehingga mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang. Mereka punmemupnyai daya adaptabilitas atau keluesan untuk menerima inovasi atau gagasan baru. Daya adaptabilitasnya yang sangat luwes dalam cara dirinya menangani berbagai perubahan yang menekan. Karena sikapnya yang konsisten itu pula, mereka tidak tertutup terhadap gagasan-gagasan baru yang bersifat inivatif.
Disiplin adalah masalah kebiasaan. Setiap tindakan yang berulang pada waktu dan tempat yang sama. Kebiasaan positif yang harus dipupuk dan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Disiplin yang sejati tidak dibentuk dalam waktu satu dua tahun, tetapi merupakan bentukan kebiasaan sejak kita keci, kemudian perilaku tersebut dipertahankan pada waktu remaja dan dihayati maknanya di waktu dewasa dan dipetik hasilnya. (KH. Toto Tasmara, 2002:88)
Sedangkan Prijidarminto dalam Cecep Darmawan berpendapat bahwa disiplin adalah Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengan dirinya, sikap atau perbuatan yang dilakukannya bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia berbuat tidak sebagaimana lazimnya. (Prijidarminto dalam Cecep Darmawan, 2006: 110).
Hadari Nawawi mengemukakan pendapatnya bahwa disiplin adalah sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disetujuai bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada seseorang atau kelompok orang dapat dihindari. (Hadari Nawawi, 2000:104)
Penulis menyadari dan meyakini bahwa, kedisiplinan salah satu penyebab keberhasilan baik itu secara personal maupun secara kelompok, jika di dalam sebuah organisai para pelakunya tidak disiplin, maka tujuan dari organisasi tidak akan berhasil digapai, dengan demikian disiplin adalah sesuatu yang mutlak harus dijalankan oleh semua pihak, jika menginginkan sebuah keberhasilan.
            2. Pengertian Kerja
Kerja adalah sesuatu yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari nafkah, mata pencaharian, aktifitas untuk melakukan sesuatu. Sesangkan pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan, mata p pencaharian, tugas dan kewajiban tentang bekerjanya ( berpungsi sesuatu}  (W.J.S Poerwadarminta, 2011: 335)
            3. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai: 2004). Indikator disiplin kerja (Hasibuan: 2013) yaitu:
a.       Kriteria Berdasarkan Sikap
Mental dan perilaku karyawan yang berasal dari kesadaran atau kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas dan peraturan perusahaaan.
b.      Kriteria Berdasarkan Norma
Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam peruahaan dan sebagai acuan dalam bersikap.
c.       Kriteria Berdasarkan Tanggung jawab
Merupakan kemampuan dalam menjalankan tugas dan peraturan dalam perusahaan. Menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang ditentukan karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya dengan menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan perusahaan.
Disiplin kerja adalah bagaimana seseorang mampu untuk bekerja sesuai dengan aturan dan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh organisasi dan mencapai tujuan organisasi. Sinungan mengatakan bahwa ”secara terminologis disiplin berasal dari kata disciplina atau dalam bahasa Inggrisnya disciple yang berarti ”pengajaran, latihan dan sebagainya” sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”(Muchdarsyah Sinungan, 2000, 145)
Menurut Nitisemito, masalah kedisiplinan kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi. (Nitisemito, 1986:199)
Sedangkan menurut Greenberg dan Baron, memandang disiplin melalui adanya hukuman. Disiplin kerja, pada dasarnya dapat diartikan sebagai bentuk ketaatan dari perilaku seseorang dalam mematuhi ketentuanketentuan ataupun peraturan-peraturan tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan, dan diberlakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan. (Greenberg dan Baron, 1993:104)
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan, baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kurangnya pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner.
Menurut Aluko, budaya disiplin yang baik ditunjukkan oleh tingginya komitmen kerja, rendahnya tingkat ketidakhadiran atau kemangkiran, kepercayaan yang posistif terhadap kerja, nilai positif dalam bekerja, sikap dan norma dalam bekerja. Budaya disiplin ini berhubungan erat dengan kinerja organisasi. (Aluko 2003),
4.      Faktor-faktor Disiplin Kerja
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya disiplin kerja dalam suatu perusahaan, menurut Gauzali Saydan dalam situs www.kumpulan blogger.com menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
1.      Besar kecilnya konpensasi,
2.      Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan,
3.      Ada tidaknya aturan pasti yang yang dapat dijadikan pegangan
4.      Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
5.      Ada tidaknya pengawasan pimpinan
6.      Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
7.      Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
5.      Indikator Disiplin Kerja.
Masih dalam situs www.kumpulan blogger.com indikator kedisiplinan menurut Veithzal (2004) mengungkapkan sebagai berikut:
1.      tujuan dan kemampuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan yang bersangkutan agar bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2.      Keteladanan pemimpin sangat menentukan dalam kedisiplinan karyawan, karena pimpinan menjadi teladan dan panutan bagi bawahannya, pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik, jujur dan adil.
3.      Menentukan balas jasa yang bener dapat memicu tegaknya kedisiplinan.
4.      Keadilan mendorong kedisiplinan.
6.      Dampak Disiplin Kerja.
Seseorang yang memiliki etos kerja baik dia akan disiplin dalam bekerja, jika dia memiliki disiplin kerja tinggi maka akan berdampak terhadap:
1.      Prestasi, yang dalam hal ini adalah prestasi siswa/i, sehingga lulusannya akan dapat bersaing di masyarakat dengan lulusan-lulusan dari sekolah lain, baik itu dalam segi keilmuan maupun kepribadiannya.
2.       Produktivitas, yang dalam hal ini adalah mampu mencetak siswa/i yang berprestasi baik secara akademik maupun non akademik.
Kepuasan, yang alam hal ini adalah kepuasan yang di rasakan baik oleh siswa/i, orang tua siswa/i, pemerintah, yayasan dan masyarakat pada umumnya.


Related

MANAJEMEN 8041048949923774140

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item