Teori Disiplin Kerja.
https://alawialbantani.blogspot.com/2019/07/teori-disiplin-kerja.html
DISUSUN OLEH,
M. TOLIB ALAWI, S.SY.,ME
Dan
ERLIS MARYANDHA, S.Pd
Disiplin Kerja.
1.
Pengertian Disiplin
Erat
kaitannya dengan konsisten adalah sikap disiplin (latin: disciple, discipulus) yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri
dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasai yang sangat menekan (calm controlled bihavior: the ability to
behave in a controlled and clm way even in a difficult situation).
Pribadi
yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan serta penuh
tanggung jawab memenuhu kewajibannya. Mata hati danfesinya terarah pada hasil
yang akan diraih (achievements)
sehingga mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang. Mereka
punmemupnyai daya adaptabilitas atau keluesan untuk menerima inovasi atau
gagasan baru. Daya adaptabilitasnya yang sangat luwes dalam cara dirinya
menangani berbagai perubahan yang menekan. Karena sikapnya yang konsisten itu
pula, mereka tidak tertutup terhadap gagasan-gagasan baru yang bersifat
inivatif.
Disiplin
adalah masalah kebiasaan. Setiap tindakan yang berulang pada waktu dan tempat
yang sama. Kebiasaan positif yang harus dipupuk dan terus ditingkatkan dari
waktu ke waktu. Disiplin yang sejati tidak dibentuk dalam waktu satu dua tahun,
tetapi merupakan bentukan kebiasaan sejak kita keci, kemudian perilaku tersebut
dipertahankan pada waktu remaja dan dihayati maknanya di waktu dewasa dan
dipetik hasilnya. (KH. Toto Tasmara, 2002:88)
Sedangkan Prijidarminto
dalam Cecep Darmawan berpendapat bahwa disiplin adalah Suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah
menyatu dengan dirinya, sikap atau perbuatan yang dilakukannya bukan lagi atau
sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani
dirinya bilamana ia berbuat tidak sebagaimana lazimnya. (Prijidarminto dalam
Cecep Darmawan, 2006: 110).
Hadari Nawawi mengemukakan pendapatnya bahwa disiplin adalah
sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan
yang telah disetujuai bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan
hukuman pada seseorang atau kelompok orang dapat dihindari. (Hadari Nawawi,
2000:104)
Penulis menyadari dan meyakini bahwa, kedisiplinan salah satu
penyebab keberhasilan baik itu secara personal maupun secara kelompok, jika di
dalam sebuah organisai para pelakunya tidak disiplin, maka tujuan dari
organisasi tidak akan berhasil digapai, dengan demikian disiplin adalah sesuatu
yang mutlak harus dijalankan oleh semua pihak, jika menginginkan sebuah
keberhasilan.
2.
Pengertian Kerja
Kerja
adalah sesuatu yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari nafkah, mata
pencaharian, aktifitas untuk melakukan sesuatu. Sesangkan pekerjaan adalah
sesuatu yang dikerjakan, mata p pencaharian, tugas dan kewajiban tentang
bekerjanya ( berpungsi sesuatu} (W.J.S
Poerwadarminta, 2011: 335)
3.
Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai: 2004). Indikator
disiplin kerja (Hasibuan: 2013) yaitu:
a. Kriteria
Berdasarkan Sikap
Mental dan perilaku karyawan yang
berasal dari kesadaran atau kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas
dan peraturan perusahaaan.
b. Kriteria
Berdasarkan Norma
Peraturan tentang apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam peruahaan dan
sebagai acuan dalam bersikap.
c. Kriteria
Berdasarkan Tanggung jawab
Merupakan kemampuan dalam menjalankan
tugas dan peraturan dalam perusahaan. Menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang
ditentukan karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya dengan
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan perusahaan.
Disiplin kerja adalah
bagaimana seseorang mampu untuk bekerja sesuai dengan aturan dan rambu-rambu
yang telah ditetapkan oleh organisasi dan mencapai tujuan organisasi. Sinungan
mengatakan bahwa ”secara terminologis disiplin berasal dari kata disciplina atau
dalam bahasa Inggrisnya disciple yang berarti ”pengajaran, latihan dan
sebagainya” sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”(Muchdarsyah Sinungan, 2000,
145)
Menurut Nitisemito, masalah kedisiplinan
kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya
kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan
organisasi. (Nitisemito, 1986:199)
Sedangkan menurut Greenberg dan Baron,
memandang disiplin melalui adanya hukuman. Disiplin kerja, pada dasarnya dapat
diartikan sebagai bentuk ketaatan dari perilaku seseorang dalam mematuhi
ketentuanketentuan ataupun peraturan-peraturan tertentu yang berkaitan dengan
pekerjaan, dan diberlakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan. (Greenberg
dan Baron, 1993:104)
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan, baik secara perorangan maupun
kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang baik. Kurangnya pengetahuan tentang peraturan,
prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan
indisipliner.
Menurut Aluko, budaya disiplin yang baik
ditunjukkan oleh tingginya komitmen kerja, rendahnya tingkat ketidakhadiran
atau kemangkiran, kepercayaan yang posistif terhadap kerja, nilai positif dalam
bekerja, sikap dan norma dalam bekerja. Budaya disiplin ini berhubungan erat
dengan kinerja organisasi. (Aluko 2003),
4. Faktor-faktor
Disiplin Kerja
Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya disiplin kerja dalam suatu
perusahaan, menurut Gauzali Saydan dalam situs www.kumpulan blogger.com menuliskan
faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
1. Besar
kecilnya konpensasi,
2. Ada
tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan,
3. Ada
tidaknya aturan pasti yang yang dapat dijadikan pegangan
4. Keberanian
pimpinan dalam mengambil tindakan
5. Ada
tidaknya pengawasan pimpinan
6. Ada
tidaknya perhatian kepada karyawan
7. Diciptakan
kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
5.
Indikator Disiplin Kerja.
Masih dalam situs www.kumpulan
blogger.com indikator kedisiplinan menurut Veithzal (2004) mengungkapkan
sebagai berikut:
1. tujuan dan kemampuan yang akan dicapai harus
jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan
yang bersangkutan agar bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya.
2. Keteladanan pemimpin sangat menentukan dalam
kedisiplinan karyawan, karena pimpinan menjadi teladan dan panutan bagi
bawahannya, pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik,
jujur dan adil.
3. Menentukan balas jasa yang bener dapat memicu
tegaknya kedisiplinan.
4. Keadilan mendorong kedisiplinan.
6.
Dampak Disiplin Kerja.
Seseorang yang memiliki etos kerja baik dia
akan disiplin dalam bekerja, jika dia memiliki disiplin kerja tinggi maka akan
berdampak terhadap:
1.
Prestasi,
yang dalam hal ini adalah prestasi siswa/i, sehingga lulusannya akan dapat
bersaing di masyarakat dengan lulusan-lulusan dari sekolah lain, baik itu dalam
segi keilmuan maupun kepribadiannya.
2.
Produktivitas, yang dalam hal ini adalah mampu
mencetak siswa/i yang berprestasi baik secara akademik maupun non akademik.
Kepuasan, yang alam hal ini adalah kepuasan
yang di rasakan baik oleh siswa/i, orang tua siswa/i, pemerintah, yayasan dan
masyarakat pada umumnya.