Hakikat, Fungsi dan Tujuan Pendiidkan


A.    Hakekat Pendidikan
Setelah kita mengetahui beberapa definisi pendidikan di atas, maka kita akan mengetahui apa sebenarnya hakekat pendidikan itu. Hakekat pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan non formil.[1]
Menurut T. Raka Soni, hakekat pendidikan adalah:
a.       Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
b.      Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
c.       Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi yang semakin pesat.
d.      Pendidikan berlangsung seumur hidup.
e.       Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip IPTEK bagi pembentukan manusia seutuhnya.[2]
Jadi, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yaitu pembentukan kepribadian dan kedewasaan yang berlangsung seumur hidup. Kata kepribadian dan kedewasaan menurut penulis ini mengisaratkan, bahwa peserta didik bukan hanya dituntut untuk mengetahui ilmu pengetahuannya, namun lebih jauh dituntut untuk bisa mengimplementasikannya dalam dunia nyata. 
B.     Fungsi Pendidikan
Berbicara tentang fungsi pendidikan memang banyak pendapat yang berbeda dalam merumuskannya, di antaranya adalah Achmadi, yang merumuskan fungsi pendidikan sebagai berikut:
a.       Mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam sekitarnya sehingga dengannya akan timbul kreatifitasnya.
a.       Melestarikan nilai-nilai insani yang akan menuntun jalan kehidupannnya sehingga keberadaannya baik secara individual maupun sosial lebih bermakna.
b.      Membuka pintu ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan kemajuan hidup individual maupun sosial.[3]
Selain itu, seorang ahli sosiologi pendidikan, Ballantine menekankan bahwa fungsi pendidikan adalah identik dan sejalan dengan proses perubahan melalui proses sosialisasi, seleksi, latihan, penempatan individu dalam posisi tertentu dalam masyarakat, inovasi serta pengembangan personal dan sosial.[4]
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan di samping dapat memberikan wawasan tentang pengetahuan kepada peserta didik juga dapat menentukan atau meningkatkan status sosial ekonomi peserta didik. Artinya, bahwa seseorang yang mendapatkan pendidikan lebih tinggi, akan lebih tinggi pula status sosial ekonominya dalam kehidupan masyarakat. Karena dengan bekal yang telah diperoleh seseorang dari lembaga pendidikan yang pernah dimasuki secara tidak langsung dapat membuka pintu ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup individual maupun sosial sebagaimana ditegaskan dalam fieman Allah.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah ayat 11)
Dari ayat di atas menunjukkan betapa sangat mulianya orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan di sisi Allah. Sedangkan waktu di dunia saja dapat dirasakan kemuliaan itu. Jadi orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan dapat memanfaatkannya, maka Allah akan memberikan kemudahan baik di dunia maupun di akhirat, akan tetapi jika ilmu yang dimilikinya tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan dipinta pertanggung jawabannya oleh Allah.
C.    Tujuan Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.[5] Secara umum, tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya,membawa anak didik agar dapat berdiri sendiri (mandiri) di dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat.[6]
Tujuan umum pendidikan berdasakan Ketetapan MPR-RI Nomor.IV/MPR/1978 yang berbunyi sebagai berikut: “Pendidikan Nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.[7] Dengan demikian, menurut penulis tujuan pendidikan sebagaimana disampaikan dalam Ketetapan MPR tersebut menegaskan, bahwa pendidik bukan hanya dipinta untuk membuat peserta didik tahu tetapi juga dituntut agar peserta didik mampu mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari pendidikan.
Sedangkan tujuan pendidikan yang berlangsung di Indonesia mengacu kepada potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[8] Dalam UU RI. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disana tertulis selain peserta didik harus berilmu juga harus cakap, kreatif dan mandiri.
Al-Ghazali merumuskan tujuan pendidikan sebagai berikut:
a.       Aspek keilmuan, yang mengantarkan manusia agar senang berpikir, menggalakkan penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan menjadi manusia yang cerdas dan terampil.
b.      Aspek kerohaniaan, yang mengantarkan manusia agar berakhlak mulia, berbudi luhur dan berkepribadian kuat.
c.       Aspek ketuhanan, yang mengantarkan manusia beragama agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.[9]
Selain itu, Iqbal menekankan bahwa tujuan pokok pendidikan adalah penanaman agama dan ideologi. Pelajar harus diajarkan makna dan tujuan hidup, kedudukan manusia di dunia, ajaran tauhid, kenabiaan dan tentang akhirat. Mereka harus diajar untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan individu dan sosial, nilaai moral Islam, ciri dan isi kebudayaan Islam, kewajiban dan misi orang Islam.[10]
Dari beberapa pendapat di atas, tentang tujuan pendidikan dapat penulis simpulkan, bahwa pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah pemindahan pengetahuan dan nilai demi terbentuknya kepribadian yang akhirnya dapat mewujudkan tujuan hidup, yaitu mengabdi agar menjadi manusia yang sempurna, yang berhasil di dunia dan di akhirat, firman Allah.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Adz-Dzaariyaat: 56)
Dari ayat di atas, dapat dikatakan bahwa Allah SWT. Menciptakan manusia itu tidak semata-mata karena kekuasaannya, akan tetapi juga ada tanggung jawab yang harus dikerjakan oleh manusia, yaitu mengabdi. Dalam hal ini tidak hanya beribadah seperti shalat, zakat, puasa dan lain sebagainya, akan tetapi juga termasuk mencari ilmu, yaitu lewat pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah semua jenis pendidikan, baik itu pendidikan Informal, Formal, dan Nonformal.





[1] H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), 14.
[2] H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 1995),1
[3]Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan, (Semarang: Aditya Media, 1992), 23.
[4] Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000),  212.
[5]Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 24
[6] Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 18
[7]Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), 71.
[8]UU RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), 6.
[9]Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan Dari al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 48-49.
[10] Khursyid Ahmad, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1992),  30.

Related

PENDIDIKAN 8504381204382416637

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item