KHILAFAH UTSMAN bin AFFAN

https://alawialbantani.blogspot.com/2019/01/khilafah-utsman-bin-affan.html
KHILAFAH UTSMAN bin AFFAN
Umar bin Khattab tidak dapat memutuskan
bagaimana cara terbaik menentukan khalifah penggantinya. Segera setelah
peristiwa penikaman dirinya oleh Fairuz, seorang majusi persia, Umar
mempertimbangkan untuk tidak memilih pengganti sebagaimana dilakukan
Rasulullah. Namun Umar juga berpikir untuk meninggalkan wasiat seperti
dilakukan Abu Bakar. Sebagai jalan keluar, Umar menunjuk enam orang Sahabat
sebagai Dewan Formatur yang bertugas memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu
adalah Abdurrahman
bin Auf, Saad bin Abi
Waqqash, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi
Thalib.
Setelah melalui perdebatan yang cukup lama,
muncul dua nama yang bersaing ketat yakni Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib. Keputusan terakhir diserahkan kepada Abdurrahman bin Auf sebagai ketua
Dewan yang kemudian menunjuk Utsman bin Affan sebagai Khalifah.
Setelah Usman bin Affan dilantik menjadi
khlifah ketiga Negara madinah ,ia menyampaikan pidatonya yang menggambarkan
dirinya sebagai sufi, dan citra pemerintahannya lebih bercorak agama ketimbang
politik belaka sebagai dominan.dalam pidato itu usman mengingatkan beberapa hal
yang penting:
1. agar umat islam berbuat baik sebagai bekal untuk hari kematian;
2. agar umat islam terpedaya kemewahan hidup dunia yang penuh
kepalsuan
3. agar umat islam mau mengambil pelajaran dari masa lalu;
4. sebagai khalifah ia akan melaksanakan perintah al-quran dan
sunnah rasul;
5. di samping ia akan meneruskan apa yang telah dilkukan
pendahulunya juga akan membuat hal baru yag akan membawa kepada kebajikan
6. umat islamboleh mengkririknya bila ia menyimpang dari ketentuan
hokum
1.
Nafi’bin al-haris
al-khuza’i,amir wilayah mekkah;
2.
Sufyan bin Abdullah
al-tsaqqfi,amir wilayah thaif
3.
Ya’la bin Munabbih Halif
BaniNauful bin Abd Manaf,amir wilayah Shan’a
4.
Abdullah bin Abi Rabiah ,amir
wilayah a-janad;
5.
Usman bin Abi
al-ashal-Tsaqafi,Amir wilayah Bahrain;
6.
Al-Mughirah bin Syu’bah
al-tsaqi, Amir wilayah Kufah;
7.
Abu Musa Abdullah bin Qais
al-Asy’ari,Amir wilayah Basrah;
8.
Muawiyah bin Abi Sufyan ,Amir
wilayah Damaskus
9.
Umar bin Sa’ad ,Amir wilayah
Himsh;dan
10.
Amr bin al-Ash al-Sahami, Amir
wilayah mesir.3
Sedangkan kekuasaan legislative dipegang
oleh Dewan Penasehat Syura, tempat khalifah mengadakan musyawarah dengan para
sahabat terkemuka.
Prestsai tertinggi masa pemerintahan Usman
sebagai hasil majlis syura adalah menyusun al-quran standar , yaitu
penyeragaman bacaan dan tulisan al-quran,seperti yang dikenal sekarang.naskah
salinan al-quran tersebut disimpan dirumah istri nabi kemudian naskah
salinannya atas persetujuan para sahabat dikirim ke beberapa daerah.
Di masa pemerintahan Utsman Radhiallahu
‘anhu (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa
dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam
pertama berhenti sampai di sini. Untuk mengisi baitul mal diperoleh dari
alfarz,usyri,usyur,zakat dan jizya.if,Umar melengkapinya dengan beberapa
jawatan.
Pemerintahan Usman Radhiallahu ‘anhu
berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul
perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan
Utsman Radhiallahu ‘anhu memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar
Radhiallahu ‘anhu. Ini karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’
Al-Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba’ ini
gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan
fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada tahun 35
H/1655 M, Utsman Radhiallahu ‘anhu dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri
dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba’ .
Tahun-tahun berikutnya, pemerintahannya
Usman mulai goyah.Rakyat dibeberapa daerah terutama Kufah,Basrah dan Mesir
mulai memprotes kepemimpinannya yang dinilai tidak adil.Salah satu faktor yang
menyebabkan banyak rakyat berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman Radhiallahu
‘anhu adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang
terpenting diantaranya adalah Marwan ibn Hakam Rahimahullah. Dialah pada
dasarnya yang dianggap oleh orang-orang tersebut yang menjalankan pemerintahan,
sedangkan Utsman Radhiallahu ‘anhu hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah
banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Dia juga
tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya
dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman Radhiallahu ‘anhu sendiri. Itu semua
akibat fitnah yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’.
Padahal Utsman Radhiallahu ‘anhu yang paling
berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan,
masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.