Teori Pertumbuhan Ekonomi Lengkap dengan Penjelasannya.
https://alawialbantani.blogspot.com/2018/07/teori-pertumbuhan-ekonomi-lengkap.html
Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas
tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran
yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter, dan post Keynesian. Ahli ekonomi
yang lahir antara abad delapan belas dan permulaan abad kedua puluh ini, lazim
digolongkan sebagai aliran/kaum Klasik. Aliran/kaum klasik ini dibedakan ke
dalam dua golongan, yaitu: aliran Klasik dan aliran Neo-Klasik. Dari kedua
golongan ahli-ahli ekonomi Klasik dan Neo-Klasik, sebagian besar menumpahkan
perhatiannya pada analisis sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pendek,
hanya sedikit sekali yang menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi.
Kurangnya perhatian kedua golongan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi
disebabkan terutama oleh pandangan mereka yang diwarisi dari pendapat Adam
Smith, yang berkeyakinan bahwa mekanisme pasar akan menciptakan suatu
perekonomian berfungsi secara efisien.
Menurut Schumpeter, perkembangan ekonomi bukan
merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, melainkan merupakan perubahan
yang spontan dan terputus-putus. Selanjutnya menurut Schumpeter, perkembangan
selanjutnya itu tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidaktentuan dan
risiko yang besar, sehingga tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu dan ini
menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha lebih lanjut.
Menurut Schumpeter, faktor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah
wiraswasta (entrepreneur). Karena mereka adalah orang-orang yang mengambil
inisiatif untuk berkembangnya produksi nasional.
Ahli-ahli Post-Keynesian mencoba mengembangkan
teori pertumbuhan Keynes. Pada hakikatnya teori tersebut dikembangkan oleh dua
ahli ekonomi secara sendiri-sendiri, namun karena inti dari teori tersebut
adalah sama, maka sekarang dikenal sebagai teori Harrod-Domar. Teori
Harrod-Domar pada hakikatnya menganalisis mengenai persoalan-persoalan tentang:
syarat-syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta dalam
perekonomian untuk menjamin agar dari masa ke masa kesanggupan memproduksi yang
selalu bertambah, sebagai akibat dari penanaman modal akan selalu sepenuhnya
digunakan.
Tahap-tahap Pembangunan Ekonomi
Ada beberapa ahli yang memaparkan teori tentang
tahap-tahap pembangunan ekonomi yaitu Fredrich List, Bruno Hilderbrand, Karl
Bucher dan W.W Rostow. Fredrich List adalah seorang penganut paham Laissez
faire. Ia berpendapat bahwa paham Laissez faire dapat menjamin alokasi
sumber-sumber secara optimal, meskipun ia menghendaki adanya proteksi bagi
industri-industri yang masih lemah. Menurut List, perkembangan ekonomi hanya
akan terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi
politik dan kebebasan perseorangan. Ia menyusun tahap-tahap perkembangan
ekonomi di mulai dari: fase primitif biadab, fase pertanian, fase pertanian dan
pabrik, pabrik dan perdagangan.
Bruno Hilderbrand mengemukakan bahwa tahap-tahap
pembangunan ekonomi itu menjadi 3 tahap yaitu: perekonomian barter atau
perekonomian natural, perekonomian uang, dan perekonomian kredit.
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi melalui
tiga tingkat atau tahap yaitu: produksi untuk kebutuhan sendiri, perekonomian
kota dan perekonomian nasional, di mana peranan pedagang-pedagang tampak makin
penting. Menurut tahap ketiga ini, bahwa barang-barang itu diproduksi untuk
pasar bukan untuk kepentingan sendiri.
Tahap-tahap pembangunan ekonomi menurut Rostow
dikelompok-kan menjadi: masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, lepas
landas, menuju kematangan dan konsumsi berlebih.
Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt
Whitman Rostow
Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan
sebagai teori modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam Economics Journal pada Maret 1956 berjudul The Take-Off Into Self-Sustained
Growth pada
awalnya memuat ide sederhana bahwa transformasi ekonomi setiap negara dapat
ditelisik dari aspek sejarah pertumbuhan ekonominya hanya dalam tiga tahap:
tahap prekondisi tinggal landas (yang membutuhkan waktu berabad-abad lamanya),
tahap tinggal landas (20-30 tahun), dan tahap kemandirian ekonomi yang terjadi
secara terus-menerus.
Walt Whitman Rostow kemudian mengembangkan ide tentang
perspektif identifikasi dimensi ekonomi tersebut menjadi lima tahap kategori
dalam bukunya The Stages of Economic Growth: A
Non-Communist Manifesto yang
diterbitkan pada tahun 1960. Ia meluncurkan teorinya sebagai ‘sebuah manifesto
anti-komunis’ sebagaimana tertulis dalam bentuk subjudul. Rostow menjadikan
teorinya sebagai alternatif bagi teori Karl Marx mengenai sejarah modern.
Fokusnya pada peningkatan pendapatan per kapita, Buku itu kemudian mengalami
pengembangan dan variasi pada tahun 1978 dan 1980.
Rostow pulalah yang membuat distingsi antara sektor
tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara
yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara
yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis
modern.
Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya
terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap
ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi
variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat
kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju
tahapan baru yang berkualitas. Teori ini secara mendasar bersifat unilinear dan
universal, serta dianggap bersifat permanen.
Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai
modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke
arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan
sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow menggunakan analogi
dari sebuah pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang hingga
pesawat itu dapat lepas landas dan kemudian melayang di angkasa.
Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi
suatu negara yang ditandai dengan adanya: a) kemampuan konsumsi yang besar pada
sebagian besar masyarakat, b) sebagian besar non-pertanian, dan c) sangat
berbasis perkotaan.
Sebagai bagian teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan sebagai
modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para pakar
ekonomi menganggap bahwa teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi ini merupakan
contoh terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.
Tahap-Tahap Linear Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach) inilah yang menjadi syarat pembangunan
untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow
membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:
1.
Tahap
masyarakat tradisional (the traditional society), dengan karakteristiknya:
- Pertanian padat tenaga kerja;
- Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);
- Ekonomi mata pencaharian;
- Hasil-hasil tidak disimpan atau
diperdagangkan; dan
- Adanya sistem barter.
2.
Tahap
pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff),
yang ditandai dengan:
yang ditandai dengan:
- Pendirian industri-industri pertambangan;
- Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;
- Perlunya pendanaan asing;
- Tabungan dan investasi meningkat;
- Terdapat lembaga dan organisasi
tingkat nasional;
- Adanya elit-elit baru;
- Perubahan seringkali dipicu oleh
gangguan dari luar.
3.
Tahap
tinggal landas (the take-off), yaitu ditandai dengan:
- Industrialisasi meningkat;
- Tabungan dan investasi semakin
meningkat;
- Peningkatan pertumbuhan regional;
- Tenaga kerja di sektor pertanian menurun;
- Stimulus ekonomi berupa revolusi
politik,
- Inovasi teknologi,
- Perubahan ekonomi internasional,
- Laju investasi dan tabungan meningkat
5 – 10 persen dari
- Pendapatan nasional,
- Sektor usaha pengolahan (manufaktur),
- Pengaturan kelembagaan (misalnya
sistem perbankan).
4.
Tahap
pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity), ciri-cirinya:
- Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;
- Diversifikasi industri;
- Penggunaan teknologi secara meluas;
- Pembangunan di sektor-sektor baru;
- Investasi dan tabungan meningkat 10– 20 persen dari pendapatan
nasional.
5.
Tahap era
konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-consumption) dengan:
- Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
- Meluasnya konsumsi atas barang-barang
yang tahan lama dan jasa;
- Peningkatan atas belanja jasa-jasa
kemakmuran